Hari Bumi Sedunia – 22 April oleh - seputarplanetid.xyz

<p>Halo sahabat selamat datang di website <a href="https://seputarplanetid.xyz">seputarplanetid.xyz</a>, pada kesempatan hari ini kita akan membahas seputar <b>Hari Bumi Sedunia – 22 April</b>, kami sudah mempersiapkan artikel tersebut dengan informatif dan akurat, silahkan membaca</p><div style="display: none;" class="kk-star-ratings kksr-valign-top kksr-align-left " data-id="11147" data-slug=""> <div class="kksr-stars"> <div class="kksr-stars-inactive"> <div class="kksr-star" data-star="1"> <div class="kksr-icon" style="width: 20px; height: 20px;"></div> </div> <div class="kksr-star" data-star="2"> <div class="kksr-icon" style="width: 20px; height: 20px;"></div> </div> <div class="kksr-star" data-star="3"> <div class="kksr-icon" style="width: 20px; height: 20px;"></div> </div> <div class="kksr-star" data-star="4"> <div class="kksr-icon" style="width: 20px; height: 20px;"></div> </div> <div class="kksr-star" data-star="5"> <div class="kksr-icon" style="width: 20px; height: 20px;"></div> </div> </div> <div class="kksr-stars-active" style="width: 120px;"> <div class="kksr-star"> <div class="kksr-icon" style="width: 20px; height: 20px;"></div> </div> <div class="kksr-star"> <div class="kksr-icon" style="width: 20px; height: 20px;"></div> </div> <div class="kksr-star"> <div class="kksr-icon" style="width: 20px; height: 20px;"></div> </div> <div class="kksr-star"> <div class="kksr-icon" style="width: 20px; height: 20px;"></div> </div> <div class="kksr-star"> <div class="kksr-icon" style="width: 20px; height: 20px;"></div> </div> </div> </div> <div class="kksr-legend"> <strong class="kksr-score">5</strong> <span class="kksr-muted">/</span> <strong>5</strong> <span class="kksr-muted">(</span> <strong class="kksr-count">19</strong> <span class="kksr-muted"> votes </span> <span class="kksr-muted">)</span> </div> </div> <p>Di Indonesia, <em>Earth Day</em> atau Hari Bumi mungkin kurang begitu populer seperti peringatan atau kampanye lingkungan lainnya. Bukan tanpa sebab, karena sosialisasi tentang <a href="https://rimbakita.com/hari-lingkungan-hidup-dan-kehutanan/" target="_blank" rel="noreferrer noopener" aria-label="hari lingkungan hidup dan kehutanan (opens in a new tab)">hari lingkungan hidup dan kehutanan</a> hingga saat ini belum begitu luas dilakukan.</p> <p>Saat ini bumi tengah menghadapi masalah lingkungan yang sangat serius. Berbagai masalah lingkungan, seperti perubahan iklim dunia, masalah limbah, kelangkaan air bersih, ledakan penduduk, berkurangnya sumber daya alam, <a href="https://rimbakita.com/penyebab-kelangkaan-dan-kepunahan-spesies/" target="_blank" rel="noreferrer noopener" aria-label="kepunahan spesies (opens in a new tab)">kepunahan spesies</a>, kerusakan habitat, aneka jenis polusi serta kemiskinan belum mendapatkan solusi yang tepat.</p> <p>Kekhawatiran ini cukup wajar, sebab seluruh aktivitas di bumi ini seluruhnya bergantung kepada lingkungan. Oleh karena itu, kita bersama harus memikirkan cara untuk menjaga bumi dan makhluk hidup lainnya.</p> <div id="ez-toc-container" class="ez-toc-v2_0_11 counter-hierarchy ez-toc-grey"> <div class="ez-toc-title-container"> <p class="ez-toc-title">Daftar Isi</p> <span class="ez-toc-title-toggle"><a class="ez-toc-pull-right ez-toc-btn ez-toc-btn-xs ez-toc-btn-default ez-toc-toggle"><i class="ez-toc-glyphicon ez-toc-icon-toggle"></i></a></span></div> <nav><ul class="ez-toc-list ez-toc-list-level-1"><li class="ez-toc-page-1 ez-toc-heading-level-2"><a class="ez-toc-link ez-toc-heading-1" href="https://rimbakita.com/hari-bumi/#Sejarah_Hari_Bumi" title="Sejarah Hari Bumi">Sejarah Hari Bumi</a></li><li class="ez-toc-page-1 ez-toc-heading-level-2"><a class="ez-toc-link ez-toc-heading-2" href="https://rimbakita.com/hari-bumi/#Bumi_Bukan_Miliki_Kita" title="Bumi Bukan Miliki Kita">Bumi Bukan Miliki Kita</a></li><li class="ez-toc-page-1 ez-toc-heading-level-2"><a class="ez-toc-link ez-toc-heading-3" href="https://rimbakita.com/hari-bumi/#Makna_Hari_Bumi" title="Makna Hari Bumi">Makna Hari Bumi</a></li></ul></nav></div> <h2><span class="ez-toc-section" id="Sejarah_Hari_Bumi"></span>Sejarah Hari Bumi<span class="ez-toc-section-end"></span></h2> <p>Setiap 22 April, terdapat peringatan di seluruh dunia yang disebut Hari Bumi. Dalam catatan sejarah, peringatan Hari Bumi pertama kali diselenggarakan pada 22 April 1970 di Amerika Serikat. Penggagas kampanye untuk selalu menjaga bumi adalah Gaylord Nelson, senator dari Wisconsins sekaligus pengajar lingkungan hidup.</p> <p>Ketika musim semi di belahan bumi utara dan musim gugur di belahan bumi selatan terjadi, pada tanggal 22 April 1970 sekitar 20 juta warga Amerika Serikat dan mahasiswa turun ke jalan memenuhi sejumlah taman dan auditorium untuk melakukan kampanye kesehatan dan lingkungan hidup.</p> <figure class="wp-block-image isc-has-source-control-8702"><div id="isc_attachment_8702" class="isc-source "> <img alt="tangan bumi" class="wp-image-8702 with-source" height="721" loading="lazy" sizes="(max-width: 1080px) 100vw, 1080px" src="https://rimbakita.com/wp-content/uploads/2019/02/tangan-bumi.jpg" srcset="https://rimbakita.com/wp-content/uploads/2019/02/tangan-bumi.jpg 1080w, https://rimbakita.com/wp-content/uploads/2019/02/tangan-bumi-200x135.jpg 200w, https://rimbakita.com/wp-content/uploads/2019/02/tangan-bumi-768x513.jpg 768w, https://rimbakita.com/wp-content/uploads/2019/02/tangan-bumi-610x407.jpg 610w" width="1080" /><span class="isc-source-text"> wordbee.com</span></div></figure> <p>Dalam kegiatan kampanye ini, mereka berkumpul untuk menentang kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh saluran pembuangan yang buruk, serta banyaknya kepunahan flora. Aksi ini diprakarsai oleh seorang politikus dan senator pertama yang menyerukan isu-isu lingkungan di Amerika Serikat, yaitu Gaylord Nelson.</p> <p>Sebelumnya, gagasan mengenai hari bumi telah disampaikan oleh Gaylord Nelson saat pidatonya di Seattle tahun 1969. Isi pidatonya adalah mendesak perlunya memasukkan isu-isu kontorversial mengenai lingkungan hidup dalam kurikulum perkuliahan berupa sesi kulai tambahan yang membahas tema-tema lingkungan hidup terkini.</p> <p>Gagasan ini disambut baik oleh sebagian besar masyarakat, sehingga gerakan peduli lingkungan tersebut didukung oleh berbagai lapisan masyarakat dan menghasilkan kampanye Hari Bumi.</p> <p>Dukungan terus mengalir dan mencapai puncaknya ketika dilakukan peringatan Hari Bumi yang diikuti jutaan orang turun ke jalan, berdemonstrasi dan memadati Fifth Avenue di New York. Gerakan tersebut diikuti oleh sekitar 1500 perguruan tinggi dan 10ribu sekolah di New York, Washington, dan San Francisco. Menurut majalah TIME, peserta yang hadir saat itu mencapai 20 juta pada 22 April.</p> <p>Oleh Nelson, fenomena ini disebut sebagai ledakan akar rumput dari masyarakat umum yang peduli terhadap lingkungan. </p> <p>Kesadaran warga Amerika Serikat mulai terbangun ketika diterbitkannya buku <em>"Silent Spring"</em> karya Rachel Carson pada tahun 1962. Topik yang diangkat dalam buku ini adalah permasalahan lingkungan hidup yang tengah terjadi dan akan membahayakan manusia dikemudian hati.</p> <p>Hari Bumi pertama di Amerika Serikat adalah perjuangan lingkungan hidup untuk mendesak masalah lingkungan hidup dijadikan sebagai agenda nasional.</p> <p>Kini, peringatan Hari Bumi telah menjadi kampanye global yang menyatukan berbagai elemen masyarakat dan negara dalam jaringan global, yaitu <em><a href="https://www.earthday.org/" target="_blank" rel="noreferrer noopener" aria-label="EARTH DAY NETWORK (opens in a new tab)">EARTH DAY NETWORK</a></em> yang berpusat di Seattle.</p> <p>Keberhasilan gerakan Hari Bumi pertama kali pada tahun 1970 membuahkan berbagai kelompok besar pelestarian lingkungan hidup, antara lain <em>Environmental Action</em> (1970), <em>Greenpeace </em>(1971), <em>Environmentalist for Full Employment </em>(1975), <em>Worldwatch Institute</em> (1975), dan organisasi lain yang mengusung tema kepedulian lingkungan.</p> <h2><span class="ez-toc-section" id="Bumi_Bukan_Miliki_Kita"></span>Bumi Bukan Miliki Kita<span class="ez-toc-section-end"></span></h2> <p>Manusia sering merasa bahwa bumi ini adalah miliknya dan boleh dieksploitasi tanpa mengenal batas, serta tidak peduli terhadap dampak bagi generasi mendatang.</p> <figure class="wp-block-image isc-has-source-control-7297"><div id="isc_attachment_7297" class="isc-source "> <img alt="karakteristik biosfer" class="wp-image-7297 with-source" height="720" loading="lazy" sizes="(max-width: 1080px) 100vw, 1080px" src="https://rimbakita.com/wp-content/uploads/2018/12/karakteristik-biosfer.jpg" srcset="https://rimbakita.com/wp-content/uploads/2018/12/karakteristik-biosfer.jpg 1080w, https://rimbakita.com/wp-content/uploads/2018/12/karakteristik-biosfer-768x512.jpg 768w, https://rimbakita.com/wp-content/uploads/2018/12/karakteristik-biosfer-610x407.jpg 610w" width="1080" /><span class="isc-source-text"> Pixabay</span></div></figure> <p>Misalnya eksploitasi besar-besaran terhadap hasil hutan baik kayu maupun non kayu. Selain itu, alih fungsi lahan yang awalnya berupa hutan alami kemudian digunakan sebagai lahan pertanian atau perkebunan. Pengalihan fungsi lahan menyebabkan keanekaragaman flora dan fauna yang pada awalnya lestari menjadi terancam punah.</p> <h2><span class="ez-toc-section" id="Makna_Hari_Bumi"></span>Makna Hari Bumi<span class="ez-toc-section-end"></span></h2> <p>Peringatan Hari Bumi Sedunia sebaiknya tidak hanya berupa kegiatan yang bersifat seremoni dan sesaat. Namun, dilakukan dan diterapkan secara nyata dan berkelanjutan. Melalui momentum Hari Bumi, mari bersama-sama menjaga lingkungan agar bumi tidak rusak.</p> <p>Cara sederhana yang dapat kita lakukan, antara lain:</p> <ul><li>Mengelola sampah dengan baik, dengan cara:<ul><li>Membuang sampah pada tempatnya</li><li>Tidak membuang sampah di sungai atau saluran air</li><li>Mengolah <a rel="noreferrer noopener" aria-label="sampah organik (opens in a new tab)" href="https://rimbakita.com/sampah-organik/" target="_blank">sampah organik</a> menjadi kompos</li><li>Mendaur ulang sampah kertas</li><li>Membuat kerajinan dari limbah sampah</li><li>Memisahkan sampah organik dan non organik</li></ul></li><li>Penghematan energi, dengan cara:<ul><li>Mematikan listrik dan alat elektronik yang tidak dipakai</li><li>Memakai lampu hemat energi</li><li>Mencabut kabel dari stop kontak ketika tidak digunakan</li><li>Memakai AC seperlunya</li><li>Menggunakan sepeda untuk perjalanan jarak dekat</li><li>Menekan <a rel="noreferrer noopener" aria-label="polusi lingkungan (opens in a new tab)" href="https://rimbakita.com/jenis-polusi/" target="_blank">polusi lingkungan</a></li><li>Menghindari pemakaian minyak tanah untuk memasak dan menggantinya dengan bahan bakar gas</li><li>Menggunakan air secukupnya</li></ul></li><li>Tidak menggunakan tas plastik dan menggantinya dengan tas dari bahan alami yang mudah hancur</li><li>Melestarikan tanaman, dengan cara:<ul><li>Menanam pohon dan tanaman lainnya di halaman rumah atau di lahan kosong</li><li>Tidak memasang bahan reklame cara memaku pohon</li><li>Tidak menebang pohon pelindung di sisi jalan</li></ul></li><li>Tidak melakukan pembakaran hutan</li><li>Melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan</li><li>Sosialisasi kepada masayarakat tentang pentingnya merawat bumi, melalui artikel, melalui lukisan, dan lain-lain.</li><li>Membuat rumah yang ramah lingkungan, seperti rumah yang memiliki ventilasi yang cukup, jendela kaca dan lampu taman dari panel surya</li><li>Melakukan daur ulang bahan-bahan dari kertas, aluminium dan plastik</li><li>Hindari pemakaian <em><a href="https://rimbakita.com/bahaya-styrofoam/" target="_blank" rel="noreferrer noopener" aria-label="styrofoam (opens in a new tab)">styrofoam</a></em> untuk pembungkus makanan</li><li>Menggunakan pupuk organik</li><li>Mengurangi pemakaian kertas</li></ul> <p>Itulah tadi informasi mengenai <b>Hari Bumi Sedunia – 22 April<b> dan sekianlah artikel dari kami <a href="https://seputarplanetid.xyz">seputarplanetid.xyz</a>, sampai jumpa di postingan berikutnya. selamat membaca. </p>

Hari Bumi Sedunia – 22 April oleh - seputarplanetid.xyz

Halo sahabat selamat datang di website seputarplanetid.xyz , pada kesempatan hari ini kita akan membahas seputar Hari Bumi Sedunia – 22 Apri...

Read more »

Menguji Pergub Energi Bersih Bali, Bagaimana Implementasinya? oleh - seputarplanetid.xyz

<p>Halo sahabat selamat datang di website <a href="https://seputarplanetid.xyz">seputarplanetid.xyz</a>, pada kesempatan hari ini kita akan membahas seputar <b>Menguji Pergub Energi Bersih Bali, Bagaimana Implementasinya? oleh - seputarplanetid.xyz</b>, kami sudah mempersiapkan artikel tersebut dengan informatif dan akurat, silahkan membaca</p><ul> <li><em>Wacana Bali mandiri energi dan energi bersih telah lama digaungkan termasuk pemerintahan pusat saat ini namun belum terlihat implementasinya.</em></li> <li><em>Salah satu yang dijadikan penilaian adalah komitmen mengganti sumber energi PLTU Celukan Bawang yang saat ini masih batubara karena diprotes warga dan aktivis lingkungan karena berdampak buruk bagi kehidupan dan kesehatan warta setempat</em></li> <li><em>Meski sudah ada komitmen Gubernur Bali dengan  Pergub Bali No.45/2019 tentang Bali Energi Bersih, tetapi belum ada road map dan rencana aksi untuk transisi menuju energi terbarukan di Bali</em></li> <li><em>Adanya RUU Omnibus Law menjadi tantangan implementasi energi bersih di daerah karena beberapa kewenangan pemerintah daerah diambil kembali ke pemerintah pusat, termasuk soal sektor ESDM</em></li> </ul> <p> </p> <p>Pemerintah Provinsi Bali mengklaim sebagai daerah pertama yang memiliki regulasi energi bersih. Bagaimana rencana implementasinya? Apakah bisa memastikan transisi energi pada perluasan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batubara tahap kedua Celukan Bawang di Kabupaten Buleleng yang masih beroperasi dengan batubara?</p> <p>Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bali membahas hal itu dalam diskusi pada Kamis (30/7/2020), yang menghadirkan Mangku Wijana (Paguyuban Masyarakat Peduli Lingkungan Celukan Bawang), Prof. Dr. R. Budi Haryanto (Guru Besar Ilmu Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia), dan Grita Anindarini Kepala Divisi Tata Kelola Lingkungan Hidup dan Keadilan Iklim Indonesian Center for Environmental Law (ICEL)</p> <p>Mangku Wijana menyebut saat ini PLTU Celukan Bawang tahap pertama ini masih menggunakan batubara terlihat dari adanya cerobong asapnya. “Sudah ditolak empat desa karena sudah ada buktinya, air sumur bisa tercemar, pengangkutan batubara buat polusi, kami merasakan langsung dampaknya,” sebutnya.</p> <p>Ia menagih janji tahap kedua ekspansi PLTU agar tak menggunakan batubara. “Tak akan tercapai <em>clean and green</em> kalau PLTU (menggunakan) batubara. Kenapa Amdal lama tak dicabut untuk tahap kedua?” pinta pria yang ikut <a href="http://Menunggu Putusan Hakim pada Gugatan PLTU Celukan Bawang Bali"><em><strong><span style="color: #008000;">menggugat PLTU ini pada 2018 lalu</span></strong></em></a>. Wijana menyebut akan menolak PLTU jika batubara digunakan lagi. Ia berharap ada kontrak manajemen agar warga yakin tak dibangun PLTU batubara lagi.</p> <p>Janji atau wacana energi bersih di Bali memang belum mewujud jadi kisah nyata, karena terus dijanjikan Gubernur sebelumnya sejak 2015.</p> <p><strong>baca : <a href="https://www.mongabay.co.id/2018/08/29/begini-ironi-membumikan-energi-bersih-di-bali/"><em><span style="color: #008000;">Begini Ironi Membumikan Energi Bersih di Bali</span></em></a></strong></p> <p> </p> <figure id="attachment_64799" class="wp-caption alignnone"><img alt="" class="size-full wp-image-64799" height="1000" sizes="(max-width: 1500px) 100vw, 1500px" src="https://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2018/08/PLTU-berbahan-batubara-telah-menyebabkan-emisi-dan-pencemaran-udara.-Foto-Anton-Muhajir-1.jpg" srcset="https://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2018/08/PLTU-berbahan-batubara-telah-menyebabkan-emisi-dan-pencemaran-udara.-Foto-Anton-Muhajir-1.jpg 1500w, https://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2018/08/PLTU-berbahan-batubara-telah-menyebabkan-emisi-dan-pencemaran-udara.-Foto-Anton-Muhajir-1-768x512.jpg 768w, https://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2018/08/PLTU-berbahan-batubara-telah-menyebabkan-emisi-dan-pencemaran-udara.-Foto-Anton-Muhajir-1-1200x800.jpg 1200w, https://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2018/08/PLTU-berbahan-batubara-telah-menyebabkan-emisi-dan-pencemaran-udara.-Foto-Anton-Muhajir-1-100x67.jpg 100w" width="1500" /><figcaption class="wp-caption-text">PLTU Celukan Bawang, Buleleng, Bali yang menggunakan batubara menyebabkan emisi dan pencemaran udara. Foto : Anton Muhajir/Mongabay Indonesia</figcaption></figure> <p> </p> <p><strong>Dampak Buruk Batubara</strong></p> <p>Sedangkan Prof Dr. Budi Haryanto yang juga terlibat dalam Research Center for Climate Change UI mengingatkan dampak batubara yang sangat buruk. Emisi batubara menyumbang 29% gas rumah kaca global dan penyebab pencemaran udara. Ia mengingatkan ada 4,2 juta kematian dini dibandingkan usia harapan hidup karena sakit akibat polusi di antaranya jantung dan stroke, gangguan paru, dan saluran nafas bagian bawah seperti asthma dan penemonia. Polutan PLTU batubara bisa melewati udara dan air, mencemari tanah, tanaman, atau langsung manusia. Juga melalui jalur makanan, minuman, langsung terhirup hidung, dan kulit. “Senyawa kimianya banyak sekali dalam batubara, dipilih karea lebih murah dibanding minyak tanah dan solar. Paling efisien (murah) dari sisi bisnis,” jelas Budi.</p> <p>Ia memaparkan riset pada 2018 di 88 PLTU di negara maju dan berkembang ditemukan potensi gangguan kesehatan sangat luas, dimulai dari jarak PLTU, 0-1000 km. Kematian akibat penyakit jantung sekitar 5700-10.000 orang dan kanker 300-700 kasus. Tiga negara terparah di PLTU yang berlokasi di dua kota di India dan satu di China menyebabkan 2200 kematian. Riset lain adalah polutan PM2,5 di 16 PLTU di negara Balkan Eropa pada 2016, dengan sebaran debu luas sekali. Sampai Turki dan Italia. “Jadi tempat yang jauh dari PLTU Celukan Bawang juga kena (imbas polutannya),” sebutnya.</p> <p>Budi juga mengutip data Kemenkes bahwa biaya pengobatan penyakit tak menular sekitar Rp20 triliun. Kasusnya juga terus naik sejak 1990-2014, dari 37% jadi 73%.</p> <p>Selama pandemi COVID-19 ini, Budi juga memaparkan data menarik jika daerah dengan polusi PM2,5 akan mendorong kasus kematian akibat COVID-19 sekitar empat kali lipat dibanding wilayah dengan polusi rendah. Ia mengutip riset tahun ini dari penelitian di 3000-an kota di Amerika, riset di Eropa dan negara lainnya. “WHO menyarankan negara yang punya polusi udara tinggi, penanganan COVID-19 harus mempertimbangkan risiko tinggi itu,” papar Budi. Semua pasien COVID-19 di Filipina juga disebutkan terpapar penyakit bawaan dampak polusi udara.</p> <p>Di Indonesia, sumber penyumbang polutan diperkirakan akan terus naik bersumber dari berbagai sektor seperti transportasi. Karena itu sejak 2004, terjadi gerakan masif di negara maju untuk menghapus PLTU yang berbahan bakar batubara. Sebanyak 30 negara setuju menghapusnya melibatkan 300 ribu ahli.</p> <p>Apakah riset-riset di luar negeri itu relavan di Indonesia? Ia mengatakan hidung kita dan hidung orang di luar negeri sama, fungsi paru-paru sama. Pandemi COVID-19 menunjukkan hal sama. “Kita gampang terinfeksi juga. Yang tidak sama, tak banyak penelitiannya karena terkait pendanaan, dan lainnya,” keluh Budi.</p> <p><strong>baca juga : <em><span style="color: #008000;"><a style="color: #008000;" href="https://www.mongabay.co.id/2018/04/26/greenpeace-pltu-di-celukan-bawang-meracuni-bali/">Greenpeace: PLTU di Celukan Bawang Meracuni Bali</a></span></em></strong></p> <p> </p> <figure id="attachment_64735" class="wp-caption alignnone"><img alt="" class="size-full wp-image-64735" height="1000" sizes="(max-width: 1500px) 100vw, 1500px" src="https://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2018/08/Surayah-mengaku-lebih-sering-sakit-termasuk-cucunya-setelah-PLTU-Celukan-Bawang-beroperasi.-Foto-Anton-Muhajir.jpg" srcset="https://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2018/08/Surayah-mengaku-lebih-sering-sakit-termasuk-cucunya-setelah-PLTU-Celukan-Bawang-beroperasi.-Foto-Anton-Muhajir.jpg 1500w, https://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2018/08/Surayah-mengaku-lebih-sering-sakit-termasuk-cucunya-setelah-PLTU-Celukan-Bawang-beroperasi.-Foto-Anton-Muhajir-768x512.jpg 768w, https://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2018/08/Surayah-mengaku-lebih-sering-sakit-termasuk-cucunya-setelah-PLTU-Celukan-Bawang-beroperasi.-Foto-Anton-Muhajir-1200x800.jpg 1200w, https://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2018/08/Surayah-mengaku-lebih-sering-sakit-termasuk-cucunya-setelah-PLTU-Celukan-Bawang-beroperasi.-Foto-Anton-Muhajir-100x67.jpg 100w" width="1500" /><figcaption class="wp-caption-text">Surayah, warga setempat mengaku lebih sering sakit termasuk cucunya setelah PLTU Celukan Bawang beroperasi. Foto : Anton Muhajir/Mongabay Indonesia</figcaption></figure> <p> </p> <p><strong>Energi Bersih di Bali</strong></p> <p>Sedangkan I Made Teja, Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali menyebut Celukan Bawang masuk kawasan industri. Saat ini sedang dinegoisasikan untuk menggunakan gas. “Sedang berproses. Masih dinegoisasi dan pengawasan bersama KLHK, menindaklanjuti pembuangan air limbah ke laut,” lanjutnya. Penindakan menurutnya tak mudah, ada bukti dulu baru ditindaklanjuti.</p> <p>Warga diminta berkoordinasi dengan kepala desa untuk akses hasil pemantauan polutannya. Data temuan sejauh ini terkait izin pembuangan limbah ke laut, sementara polutan di air dan udara masih ada perbedaan hitung-hitungan.</p> <p>Sementara Grita Anindarini dari ICEL mengapresiasi Pergub Bali No.45/2019 tentang Bali Energi Bersih namun mempertanyakan peta jalan transisi energi bersih Bali ini. Menurutnya implementasi belum nampak. Pergub pertama di Indonesia untuk energi bersih ini tak sepenuhnya terbarukan karena masih ada gas alam. Sementara sampai kini 40% sumber energi listrik di Bali masih batubara, belum termasuk ekspansi PLTU Celukan Bawang yang akan beroperasi.</p> <p>“Masih sedikit energi terbarukan padahal potensinya tinggi seperti energi surya,” ujar peneliti muda perempuan ini. Ia mengkhawatirkan inisiatif baru Pergub ini akan terhambat RUU Omnibus Law karena kewenangan kembali ke pusat.</p> <p>Pelaku usaha ketenagalistrikan harus melakukan konversi berbahan batubara atau minyak ke energi bersih. Dalam Pergub disebutkan konversi ini dalam jangka waktu yang disepakati pelaku usaha dan pemerintah atau paling lama sesuai umur ekonomis pembangkit. “Bagaimana cara Pemda memastikan terkonversi? Apakah ikut negoisasi dengan PLN dan pelaku usaha? Atau justru klausul menyesuaikan umur ekonomis. Akan perlu waktu lama 30 tahun jika menunggu habisnya umur ekonomisnya,” ingat Grita.</p> <p><strong>perlu dibaca : <em><span style="color: #008000;"><a style="color: #008000;" href="https://www.mongabay.co.id/2018/08/31/sengketa-pltu-batubara-di-bali-utara-bagian-3/">Sengketa PLTU Batubara di Bali Utara [Bagian 3]</a></span></em></strong></p> <p> </p> <figure id="attachment_62560" class="wp-caption alignnone"><img alt="" class="size-full wp-image-62560" height="724" sizes="(max-width: 1086px) 100vw, 1086px" src="https://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2018/05/PLTS-Kayubihi-merupakan-PLTS-yang-pertama-kali-dibangun-di-Indonesia-pada-2012.jpg" srcset="https://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2018/05/PLTS-Kayubihi-merupakan-PLTS-yang-pertama-kali-dibangun-di-Indonesia-pada-2012.jpg 1086w, https://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2018/05/PLTS-Kayubihi-merupakan-PLTS-yang-pertama-kali-dibangun-di-Indonesia-pada-2012-768x512.jpg 768w, https://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2018/05/PLTS-Kayubihi-merupakan-PLTS-yang-pertama-kali-dibangun-di-Indonesia-pada-2012-100x67.jpg 100w" width="1086" /><figcaption class="wp-caption-text">Seorang pekerja di PLTS Kayubihi, Bangli, Bali. PLTS ini merupakan yang pertama dibangun di Indonesia pada 2012. Foto : Anton Muhajir/Mongabay Indonesia</figcaption></figure> <p> </p> <p>Ida Bagus Setiawan, Kepala Bidang ESDM Dinas Ketenagakerjaan dan ESDM Provinsi Bali menjelaskan sudah ada nota kesepahaman (MoU) antara gubernur dengan penyedia energi seperti PLN dan diturunkan dalam perjanjian kerjasama (PKS) pada 2019 sebelum Pergub disahkan. Kerjasama menguatkan ketenagaklistrikan dengan prioritas energi bersih. Pada 21 Juli 2020 sudah ditetapkan Ranperda RUED dan konsultasi ke Kementerian Dalam Negeri yang difasilitasi pemerintah pusat dan Dewan Energi Nasional.</p> <p>“Sudah ada pijakan kuat energi bersih. <em>Backbone </em>kita masih fosil, Celukan Bawang 45%, kabel laut 37%, gas 16%, porsi energi baru terbarukan (EBT) saat ini kecil,” paparnya. Di antaranya minihdro di Buleleng sekitar 2 MW, PLTS Bangli dan Kubu-Karangasem masing-masing sekitar 1 MW kapasitas terpasang. Tantangannya, PLTS intermiten karena tak bisa full 24 jam, sementara warga perlu listrik fulltime.</p> <p>Pergub No.45/2019 ini, menurutnya, membuka peluang kesempatan kerja SDM lokal untuk kompetensi EBT, namun implementasi mundur karena pandemi. “Target 23% bombastis bagi kami, ini jadi perdebatan dengan Dewan Energi Nasional. Bauran EBT pada 2025 ditargetkan baru 11% dan pada 2050 menjadi 20%,” paparnya. EBT dinilai masih mahal, SDM belum kompeten, dan pembiayaan.</p> <p>Gubernur Bali Wayan Koster kerap menyebut Bali perlu mandiri energi dan memiliki pembangkit listrik yang memenuhi kebutuhan dengan tingkat pertumbuhan 6% per tahun. Di antaranya untuk kebutuhan infrastruktur dan sarana prasarana pembangunan industri pangan dan sandang, pabrik kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (mobil dan sepeda motor), pembangunan kereta api dan LRT, dan pembangunan bandara baru Bali Utara di Buleleng.</p> <p>Rencana aksinya adalah menyiapkan penggantian semua pembangkit tenaga listrik berbasis bahan bakar batu bara dan minyak yang ada saat ini dengan bahan bakar gas. Mendorong percepatan RUKD dan implementasi PKS Pemprov dengan PLN. Mengkoordinasikan program pembangunan pembangkit tenaga listrik berbasis gas di Celukan Bawang, Kabupaten Buleleng, dengan kapasitas 700 MW mulai tahun 2020.</p> <p><strong>baca juga : <em><span style="color: #008000;"><a style="color: #008000;" href="https://www.mongabay.co.id/2019/03/01/menagih-komitmen-energi-bersih-terbarukan-gubernur-bali-bagian-3/">Menagih Komitmen Energi Bersih Terbarukan Gubernur Bali [Bagian 3]</a></span></em></strong></p> <p> </p> <figure id="attachment_67046" class="wp-caption alignnone"><img alt="" class="size-full wp-image-67046" height="1000" sizes="(max-width: 1500px) 100vw, 1500px" src="https://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2018/12/pemuteran-solar-panel.jpg" srcset="https://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2018/12/pemuteran-solar-panel.jpg 1500w, https://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2018/12/pemuteran-solar-panel-768x512.jpg 768w, https://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2018/12/pemuteran-solar-panel-1200x800.jpg 1200w, https://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2018/12/pemuteran-solar-panel-100x67.jpg 100w" width="1500" /><figcaption class="wp-caption-text">Sejumlah titik panel surya diletakkan di tengah laut untuk menghasilkan energi listrik bagi teknologi biorock untuk mempercepat tumbuhnya karang di perairan Teluk Pemuteran, Buleleng, Bali. Foto: Luh De Suriyani/Mongabay Indonesia</figcaption></figure> <p> </p> <p style="text-align: center;">***</p> <p>Keterangan foto utama : Greenpeace dan nelayan Celukan Bawang Bali utara melakukan aksi menolak PLTU Celukan Bawang pada Selasa (18/4/2018). Foto : Made Nagi/Greenpeace/Mongabay Indonesia</p> <p> </p> <p>Itulah tadi informasi mengenai <b>Menguji Pergub Energi Bersih Bali, Bagaimana Implementasinya? oleh - seputarplanetid.xyz<b> dan sekianlah artikel dari kami <a href="https://seputarplanetid.xyz">seputarplanetid.xyz</a>, sampai jumpa di postingan berikutnya. selamat membaca. </p>

Menguji Pergub Energi Bersih Bali, Bagaimana Implementasinya? oleh - seputarplanetid.xyz

Halo sahabat selamat datang di website seputarplanetid.xyz , pada kesempatan hari ini kita akan membahas seputar Menguji Pergub Energi Bersi...

Read more »